Rangkuman Regulasi Pengadaan Barang dan Jasa_APPRILIA AGUSTI_50420206_2IA19_BISNIS INFORMATIKA
APPRILIA
AGUSTI
50420206
2IA19
REGULASI
PENGADAAN BARANG DAN JASA
1.
Pengertian Pengadaan
Pengadaan menurut Febriawati dalam (Sembiring & Siliwangi, 2017) merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah ditetapkan dan disetujui anggarannya dalam fungsi sebelumnya. Menurut (Martono, 2018) menyimpulkan bahwa : Bagian pengadaan barang atau jasa disuatu organisasi/perusahaan biasa disebut dengan bagian purchasing/procurement. Berkaitan dengan hal tersebut ada yang membedakan fungsi purchasing (pembelian) sebagai membeli barangbarang kebutuhan organisasi, sedangkan fungsi procurement (pengadaan) sebagai membeli, menyewa, menukar, dan meminjam barang-barang untuk kebutuhan organisasi. Meskipun demikian, memiliki fungsi, pekerjaan, dan tujuan yang mirip yaitu menyediakan barang-barang kebutuhan perusahaan/organisasi (bahan mentah, barang setengah jadi, maupun barang inventori yang berfungsi sebagai peralatan pemeliharaan) untuk mendukung kelancaran proses operasi di perusahaan.
Menurut (Siahaya,
2016) Pengadaan adalah upaya memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dan
dilakukan berdasarkan pemikiran yang logis dan sistematis, mengikuti norma dan
etika dan sesuai metode Pengadaan yang baku yang dilakukan sebagai pedoman
Pengadaan. Menurut Sutedi dalam (Nurchana, Haryono, & Adiono, 2014)
menyimpulkan bahwa : Pengertian pengadaan barang/jasa yaitu mencakup penjelasan
dari dari seluruh proses sejak awal perencanaan, persiapan, perijinan,
penentuan pemenang lelang hingga tahap pelaksanaan dan proses adminis- trasi
dalam pengadaan. barang, pekerjaan atau jasa seperti jasa konsultasi teknis,
jasa konsultasi keuangan, jasa konsultasi hukum atau jasa lainnya. Berdasarkan
pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pengadaan adalah untuk
memperoleh barang dan jasa yang dilakukan secara sistematis sesuai metode dan
prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan.
2.
Tujuan Pengadaan
Menurut Martono (Martono,
2015) tujuan bagian pengadaan barang adalah:
1. Memperoleh
barang dan layanan dari pemasok pada jumlah, harga, dan kualitas yang sesuai
kebutuhan.
2. Memastikan perusahaan memperoleh pelayanan
terbaik dari pemasok sehingga proses operasi di perusahaan berjalan lancar.
3. Mengidentifikasi
pemasok yang mampu menyediakan barang dan layanan terbaik, dan membina hubungan
baik.
4. Menjalin
hubungan yang lebih dekat dengan pemasok untuk saling memahami kebutuhan
masing-masing.
5. Negosiasi
biaya pembelian dan pengadaan barang.
6. Mempersiapkan
kemungkinan akan kelangkaan barang, kenaikan harga, dan rencana pengembangan
produk baru organisasi.
3.
Fungsi Pengadaan
Menurut (Siahaya, 2016)
manajemen pengadaan mempunyai berbagai macam fungsi yang dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Pembelian
(Purchasing), merupakan bagian dari kegiatan Pengadaan yang lebih difokuskan
kepada pembelian barang (material) seperti bahan baku untuk proses produksi dan
pembelian peralatan (equipment). Pelaksanaan Pembelian melibatkan unsur Pembeli
(Buyer) dan Pemasok (Supplier). Ikatan perjanjian pembelian barang berbentuk
Purchase Order (PO) atau surat pesanan.
2. Pekerjaan
Kontruksi (Constuction), Merupakan pelaksanaan kegiatan pekerjaan untuk
membangun wujud fisik dan wujud lainnya. Ikatan perjanjian pekerjaan konstruksi
berbentuk kontrak (Contract).
3. Konsultansi
(Consultant), Merupakan kegiatan jasa keahlian (Professional).
4. Penyewaan
(Leasing), Merupakan kegiatan sewa–menyewa baik secara murni atau sewa dengan
opsi untuk membeli.
5. Pekerjaan
Inspeksi (Inspection), Merupakan kegiatan prngujian teknis.
6. Swakelola
(Self Management), Merupakan kegiatan yang dilaksanakan dan diawasi sendiri
atau perusahaan lain yang di tunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud.
7. Tukar
Tambah (Trade-in), Merupakan kegiatan tukar-menukar barang dengan membayar
selisih harga, untuk memperoleh barang yang sesuai dengan kebutuhan operasi dan
bertujuan untuk menghindari kerugian.
8. Beli
Kembali oleh Pabrik (Factory Buy-back), Merupakan kegiatan pembelian kembali
suku cadang kondisi baru yang tidak terpakai, oleh pabrik pembuat untuk
mengurangi kerugian.
9. Barter
(Excharge), Merupakan kegiatan tukar-menukar barang secara langsung yang lazim
disebut tukar guling.
4.
Peran Pengadaan
Menurut (Siahaya, 2016)
menyimpulkan bahwa : Pengadaan berperan sebagai proses penentuan secara
sistematik terhadap, apa (spesifikasi, kualitas), kapan (jadwal, delivery
time), bagaimana (sumber, sistem) dan berapa (kuantitas) untuk mengadakan
barang dan jasa dari sumber Pengadaan sampai tempat tujuan, sesuai kualitas dan
kuantitas, biaya yang optimal dan waktu suplai yang wajar untuk memenuhi
kebutuhan Pelanggan (customers) dan Pengguna (user).
5. Prinsip
Pengadaan
Menurut (Siahaya, 2016)
Dalam pelaksanaan kegiatan pengadaan sejak perencanaan harus menerapkan prinsip
pengadaan :
1. Efektif
Sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perusahaan.
2. Efisien
Diusahakan dengan menggunakan dana, daya san fasilitas yang sekecil-kecilnya
untuk mencapai sasaran dalam waktu singkat dan dapat dipertanggung jawabkan
serta memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya.
3. Kompetitif Dilakukan melalui seleksi dan
persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas serta
transparan.
4. Transparan
Semua ketentuan dan informasi, baik teknis maupun administratif termasuk tata
cara evaluasi, hasil evaluasi dan penetapan pemenang harus bersifat terbuka
bagi penyedia barang dan jasa yang berminat.
5. Adil
Tidak diskriminatif dalam memberikan perlakuan bagi semua penyedia barang dan
jasa dan tidak mengarah untuk memberi keberuntungan kepada pihak tertentu.
6. Bertanggung
Jawab Mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran
pelaksanaan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip dan kebijakan serta ketentuan
yang berlaku dalam pengelolaan rantai suplai.
7. Berpihak
Kepada Produk Dalam Negeri Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional
untuk lebih mampu bersaing ditingkat nasional.
8. Berwawasan
Lingkungan Mendukung dan mengembangkan kegiatan dengan memperhatikan kemampuan
dan dampak lingkungan.
6.
Strategi pengadaan
Menurut (Siahaya, 2016)
menyimpulkan bahwa: Strategi Pengadaan (Procurement Strategy) merupakan usaha
terbaik yang dilakukan untuk mencapai tujuan Pengadaan dalam memperoleh barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.Penerapan strategi Pengadaan dapat mewujudkan
tujuan Pengadaan secara efisien dan efektif, berdasarkan Enam Tepat (6T) yaitu
tepat Kualitas (right quality), tepat kuantitas (right quantity), tepat sumber
(right source), tepat waktu (right delivery/complation), tepat biaya (right
cost) dan tepat tempat (right place) untuk mencapai target dan kinerja
Pengadaan.
7.
Perencanaan Pengadaan
Perencanaan pengadaan
menurut (Siahaya, 2016) adalah proses perumusan langkah dan kegiatan yang
meliputi penyusunan perencanaan umum pengadaan dan persiapan pelaksanaan
pengadaan. Perencanaan pengadaan dilakukan secara sistematis, terpadu, terarah
dan berkelanjutan.
8.
Penyelenggaraan Pengadaan
Menurut (Siahaya, 2016)
menyimpulkan bahwa : Penyelenggaraan Pengadaan adalah serangkaian kegiatan
pelaksanaan pengadaan sejak perencanaan sampai dengan selesai kegiatan.
Penyelenggaraan pengadaan dilaksanakan berdasarkan prinsip, tujuan, strategi,
kebijakan dan target pengadaan, untuk memperoleh hasil dan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi lembaga, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
9.
Proses Pengadaan
Menurut (Siahaya, 2016)
Proses Pengadaan meliputi kegiatan:
1.
Penetapan target, strategi dan perencanaan
pengadaan.
2.
Penentuan sumber pengadaan dan evaluasi
kondisi pasar (market evaluation).
3.
Penentuian metode pemilihan penyedia
4.
Penentuan harga perkiraan sendiri
5.
Penentuan jenis dan cara evaluasi penawaran.
6.
Penentuan jenis kontrak
7.
Pembuatan kontrak
8.
Monitoring dan pengawasan pekerjaan
9.
Serah terima hasil pekerjaan
10. Evaluasi
kinerja.
10.
Regulasi Project Cost Management
Didalam merencanakan
biaya diperlukan membuat estimasi biaya proyek sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang ada pada WBS dan disusun menggunakan kode biaya yang telah tersedia setiap
perusahaan sebagai standar akuntansi/keuangan. Setelah nilai estimasi didapat
digunakan sebagai pengelompokan biaya yang disusun sesuai pay item atau disebut
Penganggaran sebagai acuan didalam pelaksanaan dan pengendalian. Di dalam
memperkirakan diperlukan masukan : Kondisi pasar, Database bisnis, kebijakan
memperkirakan biaya, formulir perkiraan biaya, informasi masa lalu, file proyek,
pengetahuan tim proyek, pembelajaran, pernyataan lingkup proyek, WBS (Work
Breakdown Structure), Lingkup Pekerjaan (Scope), WBS dictionary, Rencana
Manajemen Proyek dalam hal Master schedule, Rencana penggunaan Sumberdaya dan
Daftar risiko. Penggunaan Teknik dan Cara untuk Estimasi Biaya Proyek terdiri
dari :
1.
Analog Estimating
2.
Determine Resources Cost Rates
3.
Bottom-up Estimating
4.
Parametric Estimating
5.
Project Management Software
6.
Vendor Bid Analysis
7.
Reserve Analysis
8.
Cost of Quality Output/Keluaran dari
Estimasi Biaya Proyek
9.
Activity Cost Estimates Pengalokasian
biaya sesuai pay item.
10. Input/
Masukan didalam Pengalokasian Biaya
11. Penggunaan
Teknik dan Cara didalam Mengalokasikan Biaya.
12. Cost
Aggregation
13. Reserve
analysis/ Analisis cadangan
14. Parametric
Estimating/ Estimasi dengan parametrik
15. Funding
limit reconciliation/ Rekonsiliasi batasan pendanaan Output/ keluaran dari
Mengalokasikan Biaya yaitu :
1.
Cost Baseline
2.
Project Funding Requirements
Monitor
dan Pengendalian Biaya Proyek menjamin bahwa pelaksanaan biaya sesuai
penganggaran yang telah ditetapkan, namun bila ternyata didalam pelaksanaan
terjadi perubahan, maka akan dilakukan peninjauan ulang dan persetujuan adanya
perubahan biaya dan anggaran. Pengukuran/penilaian terhadap realisasi biaya
dilakukan secara berkala dengan metode Earned Value Analisis yang memberikan
early warning terhadap kinerja biaya/anggaran. Pengukuran dan penilaian kinerja
secara berkala diperlukan Input/masukan untuk Pengendalian Biaya yaitu :
1.
Cost Baseline
2.
Project Funding Requirements
3.
Laporan Kinerja
4.
Work Performance Information/ Informasi
kinerja pekerjaan
5.
Approved Changes Requests/ Persetujuan
Permintaan Perubahan
6.
Project Management Plan/ Rencana Manajemen
proyek Penggunaan Teknik dan Cara dalam Pengendalian Biaya yaitu :
1. Cost
Change Control System/Sistem pengendalian perubahan biaya.
2. Performance
Measurement Analysis/ Analisis pengukuran kinerja dengan cara Earned Value
analysis
3. Forcasting/
memperkirakan
4. Project
Performance Reviews
5. Project
Management Software
6. Variance
Management Output/keluaran dari Pengendalian Biaya adalah :
1.
Cost Estimate diperbaharui
2.
Cost Baseline diperbaharui
3.
Performance Measurements/ pengukuran
kinerja
4.
Forcasted Completion/Perkiraan selesainya
proyek
5.
Requested Changes/Permintaan perubahan
6.
Recommended Corrective Actions/Rekomendasi
tindakan koreksi
Sumber :
https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/249585/File_10-BAB-2-pdf.pdf
https://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32488/mod_resource/content/1/2006-06-Sistem%20Manajemen%20Biaya.pdf
Komentar
Posting Komentar